Lingkungan
Sawit Ancam Hutan Gambut Aceh
Mohamad Burhanudin | Marcus Suprihadi | Rabu, 21 September 2011 | 20:06 WIB
Dibaca: 515
Komentar: 1
Akibatnya, tak hanya potensi bencana yang kini dihadapi warga sekitar kawasan hutan, tetapi juga kemiskinan yang semakin menganga.
Demikian pernyataan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh yang disampaikan Direktur Walhi Aceh TM Zulfikar menyikapi peringatan Hari Anti Monokultur Sedunia, Rabu (21/9.2011).
Saat ini ada dua hutan rawa gambut di Aceh yang kondiusinya kian kritis, yakni Rawa Tripa dan Singkil. Luasan riil Rawa Tripa bahkan kini tergerus hingga tinggal sekitar 20.000 hektar dari luasan semula sekitar 61.800 hektar. Selebihnya sebagian besar menjadi lahan perkebunan yang sekitar 90 persen dikuasai perusahaan perkebunan sawit.
”Kawasan hutan rawa gambut yang seharusnya menjadi penyangga dialihfungsikan menjadi lahan sawit yang bersifat monokultur. Di sepanjang rawa dibuat kanal-kanal drainase untuk mengeringkan rawa sehingga lahan yang yang sebelumnya berfungsi mengendalikan iklim, pencegah intrusi, pencegah banjir dan kekeringan di wilayah tersebut terancam hilang,” kata Zulfikar.
Walau keberadaannya di kawasan ekosistem Leuser, hutan rawa gambut Tripa tidak memiliki status formal sebagai kawasan lindung (misalnya status konservasi). Hal ini berbeda dengan status Rawa Kluet dan Rawa Singkil (Rawa Kluet adalah bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, Rawa Singkil berstatus suaka margasatwa).
Status yang lemah ini mengizinkan beberapa perusahaan untuk memperoleh konsesi kelapa sawit di kawasan gambut. Sepertinya kawasan-kawasan tersebut maupun banyak kawasan rawa lainnya akan menghadapi banyak ancaman dari pemodal untuk dijadikan areal perkebunan sawit. Meskipun pada beberapa areal konsesi ini belum ditanami kelapa sawit, rencana untuk meneruskan kerusakan hutan masih terus berlanjut, ungkap dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar