Alam Aceh Kaya, Tapi Masyarakatnya Miskin
Benang merah ini terungkap dalam acara Dialog Lingkungan Hidup bertemakan Penyelamatan Kawasan Pesisir dan Lautan Aceh dari Kerusakan, Kamis 16 Juni 2011 di sekretariat Walhi Aceh. Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangkaian peringatan Hari Lingkungan Hidup ini merupakan kerja sama antara WALHI Aceh, Muslim Aid Indonesia dan Jaringan Koalisi untuk Advokasi Laut Aceh (KuALA).
Direktur Walhi Aceh, T. Muhammad Zulfikar menyampaikan kawasan pesisir Aceh yang meliputi 18 Kabupaten/kota merupakan anugerah yang luar biasa besar bagi Aceh. Sumber daya alam yang menjanjikan ini ternyata belum mampu mengangkat taraf kehidupan masyarakat pesisir.
“Sumber daya alam menjanjikan, tapi belum menjanjikan kemakmuran masyarakat,” ungkapnya.
Hasil kajian WALHI memperlihatkan semua wilayah Aceh semakin rusak dimana kalau hal ini dibiarkan terjadi maka bisa terjadi situasi darurat ekologis. “Kerusakan ini memperburuk kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Zulfikar juga menyinggung mengenai berbagai peraturan, qanun dan regulasi lain yang mengatur lingkungan hidup termasuk pesisir. Berbagai peraturan yang sudah susah payah dibuat ini ternyata dilanggar begitu saja termasuk oleh pembuatnya. “Mereka yang buat aturan mereka yang langgar. Qanun-qanun ini masih terkubur (belum digunakan-red) mari kita bangkitkan dari kubur,” katanya.
Kerusakan pesisir tampak nyata kerusakannya di depan mata. Untuk kawasan kota Banda Aceh saja misalnya, hutan Mangrove yang ada sudah semakin rusak. Dulu kawasan Lampaseh merupakan hutan bakau yang lebat, sehingga menghalangi pemandangan ke arah pantai. Ini merupakan salah satu indikasi baik-buruknya kawasan pesisir. “75 persen hutan magrove di Aceh hancur,” ujar Zulfikar.
Direktur WALHI Aceh ini kembali mengkritisi kebijakan pemerintah yang mengandalkan sektor pertambangan untuk pertumbuhan ekonomi. Seharusnya sektor lain seperti sektor perikanan bisa menjadi sektor andalan. “Tapi sayangnya sektor perikanan masih tertatih-tatih,” ujarnya.
Ini semua terkait dengan lemahnya sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya. SDM kelautan harus dioptimalkan agar kemiskinan akut masyarakat pesisir bisa dihilangkan. Jika upaya penyelamatan lingkungan dapat dilakukan secara maksimal maka kesejahteraan manusia pun semakin terjamin. (Foto: Simminch)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar