Selasa, 09 Agustus 2011

Banjir Bandang Masih Ancam Aceh

Banjir Bandang Masih Ancam Aceh

foto : Istimewa
foto : Istimewa
BANDA ACEH -Bencana banjir bandang diperkirakan masih mengancam sejumlah kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.  Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh mengingat hal tersebut karena laju perusakan hutan terus meningkat.
“Jika melihat angka laju kerusakan hutan yang cukup tinggi, yang terjadi di Kabupaten/kota di Aceh, tidak tertutup kemungkinan peristiwa banjir bandang seperti di Tangse, juga akan menimpa daerah lain"kata TM Zulfikar, Direktur Eksekutif Walhi Aceh seperti dilansir Waspada Online (17/3).
Saat ini jumlah lahan kritis di Aceh telah mencapai angka 1,6 juta hektar dari total lahan yang ada yakni 5,6 juta hektar. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Walhi Aceh, selama tahun 2006-2009, laju tingkat kerusakan hutan (Deforestasi) di Aceh terus mengalami kenaikan yang signifikan. Dari 23 kabupaten/kota yang ada di Aceh, tingkat laju kerusakan hutan yang paling terparah adalah di Kabupaten Subussalam 3,946 Ha/tahun. Lalu diikuti Kabupaten Nagan Raya 2,581 Ha/tahun serta Kabupaten Aceh Singkil 2.214 Ha/tahun.
Menurutnya, laju kerusakan hutan di Aceh, selain disebabkan pembalakan liar (illegal logging), faktor lain yang mempercepatnya adalah aktivitas konversi lahan hutan menjadi kebun kelapa sawit, dan selain itu juga maraknya aktivitas penambangan bahan mineral di Aceh.
Seraya menambahkan, instruksi Gubernur Nomor 05/INSTR tahun 2007 hanya secara spesifik menjelaskan, tentang penghentian sementara penebangan hutan di Aceh (moratorium), namun tidak secara umum mengatur tentang pembukaan lahan-lahan baru, untuk pembukaan areal perkebunan sawi di kawasan hutan dan pertambangan mineral di Aceh. “Berkaca dari peristiwa banjir bandang di Tangse, hendaknya pemerintah Aceh mengkaji kembali kebijakan dalam pemberian HGU dan izin konsensi pertambangan mineral di Aceh,” tandasnya. (Satroy Bangun).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar