Wagub Aceh Minta Dibentuk Green Peace Journalism
Banda Aceh — Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh, Tarmilin Usman menegaskan pemahaman dan pengetahuan untuk melestarikan lingkungan harus dimiliki oleh semua pihak. Wawasan lingkungan ini tidak saja menjadi tanggung jawab LSM seperti Walhi, tapi juga termasuk wartawan sendiri harus memiliki pengetahuan lingkungan.
Hal itu dikatakan Tarmilin saat menyampaikan sambutan pada acara Seminar dan Lokakarya tentang penyelamatan rawa gambut Aceh dalam rangka memperingati Hari Lahan Basah Se-dunia dan Hari Pers Nasional ke 66 di Gedung Sultan II Selim, Kamis (2/1) Banda Aceh.
Ia mengatakan wartawan sebagai pekerja pers juga perlu diberikan pengetahuan tentang pentingnya melestarikan lingkungan. Bahkan pemerintah sekalipun kurang tanggap terhadap begitu pentingnya menjaga lingkungan.
Untuk menyelamatkan lingkungan di Aceh, wartawan boleh melakukan investigasi yang mendalam walaupun sudah ada lembaga atau LSM seperti Walhi Aceh yang aktif melakukan advokasi lingkungan.
“Karena itu pers berperan sebagai fasilitator sebagai penyambung lidah masyarakat dengan pemerintah, pers akan menyampaikan keluhan, gagasan kepada pemerintah terhadap berbagai peristiwa yang terjadi setiap saat,” sebut Tarmilin.
Disisi lain juga, peran wartawan akan menyampaikan kepada masyarakat berbagai kegiatan atau program yang sudah dilakukan pemerintah, sehingga semua kegiatan pemerintah bisa diketahui oleh khalayak ramai.
Diakhir sambutan tertulis yang disampaikan Tarmilin Usman juga diserukan agar semua pihak harus meningkatkan pemahaman dan tanggung jawab terhadap lahan gambut di Aceh. “Ayo kita lawan mafia perusak lingkungan,” sebut Tarmilin.
Sementara itu Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar dalam sambutannya sempat menyinggung agar setelah kegiatan seminar dan lokakarya ini dibuat, maka seyogyanya dapat dibentuk sebuah wadah atau komunitas wartawan hijau damai atau Green Peace Journalism.
Sementara itu Direktur Walhi Aceh, TM. Zulfikar kepada The Globe Journal mengatakan komunitas wartawan yang peduli terhadap lingkungan di Aceh sudah ada yaitu namanya Green Journalist.
“Komunitas kecil ini harus diperkuat lagi agar bisa bersinergi dengan organisasi wartawan yang ada di Aceh seperti PWI dan AJI dalam konteks kegiatan-kegiatan lingkungan,” kata Zulfikar yang juga sebagai pembina Green Journalistyang terbentuk sejak 2011 lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar