Jumat, 21 Oktober 2011

Krueng Meurebo Tercemar Merkuri

Krueng Meurebo Tercemar Merkuri
Kamis, 20 Oktober 2011 09:53 WIB
Share |

* Hasil Penelitian Pakar Kimia Unsyiah
Link:http://aceh.tribunnews.com/2011/10/20/krueng-meurebo-tercemar-merkuri

BANDA ACEH - Hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang akademisi Fakultas Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), DR Ir Suhendrayatna MEng menyatakan bahwa Krueng Meureubo, yang mengalir dalam Kota Meulaboh, Aceh Barat sudah tercemar merkuri (Hg) akibat pengolahan emas di hilir sungai tersebut. Ini dibuktikan dari hasil sampel ikan dan kerang yang keduanya mengandung mercuri di atas baku mutu internasional.

Informasi itu diutarakan Direktur Eksekutif Walhi Aceh, TM Zulfikar, kepada Serambi di Banda Aceh, Rabu (19/10). “Pencemaran mercuri akibat penambangan emas di hilir sungai Meureubo sudah pada tahap mengkhawatirkan. Merkuri tidak saja mencemari Krueng Meureubo, tetapi juga menyebabkan ikan dan kerang di sungai itu mengandung merkuri. Akibatnya jika dikonsumsi akan berdampak pada kesehatan manusia yang menyebabkan kematian,” kata Zulfikar.

Zulfikar berharap keseriusan Pemerintah Aceh, Pemkab Aceh Barat, pihak kepolisian, dan Bapedal (Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan) Aceh, secara gencar dan terus menerus memutuskan peredaran merkuri di Aceh. Serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat akan bahayanya merkuri jika tercemar di air dan mencari solusi untuk mengatasi persoalan tersebut.

“Hasil penelitian itu sudah kuat. Jadi tunggu apa lagi? Masyarakat jelas tidak terlalu paham dampak merkuri yang digunakannya untuk pengolahan emas,” tegasnya.

Sementara itu secara terpisah, Dosen Fakultas Teknik Kimia Unsyiah dan juga pakar merkuri di Aceh, DR IR Suhendrayatna MEng mengatakan, pada September 2010, dia mengambil sampel 3 kali pada kerang dan ikan hasil pancingan yang berbeda pada hari yang sama di Krueng Meureubo.

Kemudian, bersama seorang guru besar di Kagoshima University di Jepang melakukan pengujian di laboratorium di Jepang dan ternyata sampel yang diambil mengandung merkuri.

Doktor Suhendrayatna mengatakan, kandungan merkuri (Hg) pada ikan mencapai 0,321mg/kg dan kerang 2.882 mg/kg. Sedangkan baku mutu internasional standar Amerika 1.1 mg/kg, dan Canada 0,5 mg/kg.

“Saya mengambil baku mutu dari dua negara itu karena Indonesia belum memiliki baku mutu untuk merkuri. Dari hasil penelitian saya itu, di kerang paling tinggi kandungan merkurinya. Sedangkan pada ikan bandeng pada bagian matanya yaitu 0.321 mg/kg,” sebutnya.

Hasil penelitian ini sudah diseminarkan pada Desember 2010 dan sudah diserahkan ke Bapedal Aceh dan Bapedal Aceh Barat.

Menurutnya dua instansi pemerintah itu sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menggunakan merkuri. Juga telah memperketat penggunaan merkuri di kawasan tersebut dan beberapa daerah lainnya. (c47)

Editor : bakri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar