Kamis, 26 Januari 2012

DAS Krueng Aceh Rusak Parah

Link:http://www.rakyataceh.com/index.php?open=view&newsid=24714&tit=BANDA%20ACEH%20-%20DAS%20Krueng%20Aceh%20Rusak%20Parah

BANDA ACEH - Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh, membentang dari hutan Seulawah, Jantho hingga Banda Aceh, mengalami ancaman serius. Ancaman berasal dari kerusakan parah di daerah hilir (hutan) dan daerah hulu (pengambilan galian C). Hal ini ditegaskan Direktur Eksekutif Walhi Aceh, T.Muhammad Zulfikar di Banda Aceh, kepada Rakyat Aceh kemarin. Kamis (22/12).
Dikatakan Zulfikar, DAS Krueng Aceh menjadi sumber baku air bersih warga Banda Aceh dan Aceh Besar, jika tidak segera dilindungi maka akan berdampak pada ribuan orang.

“Kami menilai pernyataan kepala Bapedal Aceh di media, kerusakan DAS Krueng Aceh tidak begitu parah itu kurang tepat. Karena dalam konteks perlindungan lingkungan seharusnya sekecil apapun kerusakan, apalagi yang besar seperti DAS Krueng Aceh, harus ditanggapi dengan serius, "ungkap Zulfikar. Tim Walhi Aceh yang turun ke lapangan, lanjutnya, menemukan berbagai sungai dengan kondisi rusak parah, merupakan Sub DAS Krueng Aceh di Aceh Besar. Sungai-sungai tersebut hancur-lebur, dikeruk untuk diambil material pasir dan kerikilnya, menyebabkan dinding sungai ambruk.

Walhi Aceh yang ikut turun ke berbagai titik galian C liar yang ada di Sub DAS Krueng Keumireu, dan Sub DAS Krueng Jreu beberapa waktu lalu, melihat sungai tampak sudah dangkal, gundukan kerikil dimana-mana, di beberapa tempat abrasi dinding sungai bahkan memakan lahan pertanian milik masyarakat. "Namun sayangnya para pengusaha Galian C liar yang ditemui bersikap acuh tak acuh terhadap fenomena ini dan menolak menutup usahanya. Sehingga ancaman kerusakan hutan juga dihadapi DAS Krueng Aceh terutama dikawasan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan Seulawah, Hutan Lindung Jantho dan daerah Ulu Masen,"sebutnya.

Zulfikar menambahkan daerah tersebut merupakan habitat berbagai ekosistem dan mengandung kekayaan biodiversity yang tinggi sedang marak penebangan liar. Hal itu bisa dilihat langsung di sepanjang jalan Banda Aceh – Medan, Apalagi hutan di sepanjang jalan Seulawah yang sudah tandus. "Untuk itu, Pemerintah Aceh harus lebih serius lagi dalam penyelamatan DAS Krueng Aceh, yang merupakan salah satu dari 15 DAS besar yang ada di Aceh,"ungkapnya.

Pihaknya berharap Pemprov Aceh untuk segera bentuk program atau kegiatan misalnya Save Our Seulawah, untuk menyelamatkan hutan yang tersisa. “Tidak perlu menunggu sampai benar-benar hutan tersisa tinggal secuil, air minum susah didapat dan bencana melanda, baru sibuk dengan berbagai program," tutup T. Zulfikar. (din)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar