[;;';'

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Walhi Inginkan Izin Perkebunan di Rawa Tripa Dicabut

Sumber:http://harian-aceh.com/2011/12/24/walhi-inginkan-izin-perkebunan-di-rawa-tripa-dicabut
Banda Raya - 24 December 2011 | 1 Komentar
Banda Aceh | Harian Aceh – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh mengharapkan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf segera mencabut izin perkebunan di lahan gambut rawa Tripa, Nagan Raya.
“Dalam gugatan ke PTUN, intinya kami meminta gubernur mencabut izin perkebunan yang diberikan kepada PT Kalista Alam itu,” kata Direktur Walhi Aceh  T Muhammad Zulfikar.
Namun, kata Zulfikar, kalau ada unsur tindak pidana atas kebijakan gubernur dalam menerbitkan izin perkebunan di lahan dalam areal KEL tersebut, pihaknya menyerahkan
pengusutan sepenuhnya kepada penegak hukum. “Ini juga diproses hingga tuntas,” katanya.
Zulfikar juga mengapresiasi kesiapan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk mencabut izin perkebunan yang telah diterbitkannya kepada PT Kalista Alam. Namun, kata dia, kalau dikatakan akan dicabut apabila salah, menandakan gubernur belum yakin kalau izin yang dikeluarkannya itu sesuai aturan berlaku.
Untuk itu, kata dia, Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Setda Aceh Muhammad Yahya  harus mempelajari lagi segala aturan dalam penerbitan izin tersebut. “Jadi, kata-kata dicabut apabila salah, itu sama dengan tidak mengakui aturan yang ada. Maka harus dipelajari lagi aturannya,” pinta Zulfikar.
Direktur Eksekutif Walhi Aceh juga menilai banyak kejanggalan dalam penerbitan izin. Salah satunya, kop surat izin yang ditandatangani Gubernur Aceh Irwandi Yusuf berkop Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T), bukan Pemerintah Aceh. Bisa saja, kata dia, saat surat

itu disodorkan BP2T ke gubernur untuk diteken, gubernur tidak lagi membaca isinya dan diduga gubernur tidak mengetahui isi surat yang disodorkan itu. “Ini yang perlu diusut, apakah memang surat itu diteken gubernur setelah membaca isinya atau tidak. Kalau tidak, patut diduga ada pihak yang mengelabui gubernur,” katanya.
Sementara itu, praktisi hukum Mukhlis Mukhtar SH menyesalkan sikap polisi yang belum menggelar perkara untuk mengetahui apakah kasus itu ada dugaan tindak pidana atau tidak. Sehingga, laporan pihak peduli rawa Tripa ke polisi terkait kebijakan Gubernur Aceh itu belum diketahui deliknya.
“Kalau dari hasil gelar perkara pihak polisi menemukan dugaan tindak pidana, tentu pencabutan izin oleh gubernur tidak dapat menghapuskan kebijakan salah yang sudah
dijalankan. Itu hanya bagian dari itikad baik,” kata Mukhlis Mukhtar, kemarin.(min)