Jumat, 27 Januari 2012

Saya Diancam Mati di Ujung Peluru

 Saya Diancam Mati di Ujung Peluru
Firman Hidayat | The Globe Journal | Jum`at, 27 Januari 2012
Sumber: http://www.theglobejournal.com/kategori/feature/saya-diancam-mati-di-ujung-peluru.phphttp://www.theglobejournal.com/kategori/feature/saya-diancam-mati-di-ujung-peluru.php

Tak disangka memang, curahan hati seorang perempuan perkasa ini menggugah banyak pihak. Ia pernah bertugas di Lhoksukon pada saat DOM, masa konflik bersenjata di Aceh. Sebagai salah seorang staff pegawai biasa, ia pernah tiga kali memimpin upacara 17 Agustus di Lhoksukon. Inilah Erliana S.Sos.

Kamis, 26 Januari 2012 tadi pagi, Ia hadir dalam pertemuan antara masyarakat dengan pejabat tinggi Pemerintah Aceh Besar yaitu Sekda dan para Asisten di ruang rapat Sekda Aceh Besar. Pertemuan itu ternyata membahas bagaimana mencari solusi dalam kasus tambang galian C di Kecamatan Darul Kamal. 

Konon Pemkab Aceh Besar dinyatakan kalah dalam perkara tambang galian C di PTUN Banda Aceh, 18 Januari 2012.

Ia hadir mengatasnamakan seorang Camat. Namun disela-sela hangatnya dialog itu, Erliana muncul dengan suara terbata-bata. Ia pun duduk disamping Danramil dan Kapolsek Darul Kamal. Ia berucap bahwa saya sering mendapat SMS dari orang tak dikenal (OTK) yang berisikan “Saya akan meninggal di ujung peluru,” ucap dia sambil sayu-sayu menatap menerawang keatas.

Lalu semua tersentak diam. Ia pun sepertinya menghimpun kekuatan dan terlihat tetap tegar dalam menghadapi ancaman tersebut. Dialog kemudian dilanjutkan lagi, sehingga pertemuan semakin tambah serius. 

Usai pertemuan itu, kepada The Globe Journal Ia berkisah. Dulu dimasa DOM di Aceh dirinya bertugas di Lhoksukon Aceh Utara, kerap juga menerima ancaman. Kemudian tahun 1993, Ia pindah ke Kabupaten Aceh Besar dan bertugas sebagai staff di Kantor Camat Ingin Jaya selama 12 tahun.

Erliana pernah menjabat sebagai Sekcam Darul Imarah selama lima tahun, lalu pindah lagi ke Badan Kesbang Linmas Aceh Besar menjadi Kabid selama sembilan bulan. 

Kini Erliana dipercayakan Bupati Aceh Besar untuk menjadi pemimpin masyarakat sebagai Camat Darul Kamal sejak tahun 2010 lalu hingga sekarang.

Tegar terhadap semua ancaman. Tidak mudah patah semangat memberikan pelayanan kepada masyarakat, Erliana mengaku tak gentar kendatipun pekan lalu masih dalam bulan Januari 2012 ini mobilnya sempat ditabrak OTK di kawasan Kayee Lee yang tidak jauh dari kantornya.

Ia mengenang, saat itu dengan mobil Kijang dinas yang dipakainya, Ia meminggirkan mobil dipinggir ruas jalan hitam dan tanpa terduga langsung saja ditabrak OTK sehingga lampu dan kaca spion mobil plat merah itu rusak. Ia belum melaporkan kasus ini ke pihak berwajib. 

Menurutnya tambang galian C di Mukim Biluy itu semuanya tidak ada izin, apalagi pernah masuk surat dari Pemerintah Aceh Besar, pada Juni 2011 lalu yang meminta untuk menghentikan semua kegiatan aktifitas galian C tanah timbun di Kecamatan Darul Kamal.

Dijelaskannya isi SMS itu berbunyi, saya dikatakan meninggal di ujung peluru. Erliana terlihat tidak menggubris dan tidak terganggu dengan isi SMS itu. Tetap tegar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Amatan The Globe Journal, saat berlangsungnya pertemuan itu banyak pihak yang merespon curahan hati sang “Srikandi”. Semuanya mendesak agar isi hati Erliana itu harus menjadi catatan penting bagi Pemerintah Aceh Besar untuk tidak tinggal diam.

“Masalah tambang galian C di Kecamatan Darul Kamal ini sudah masuk dalam ranah kekerasan, seyogyanya ini harus menjadi perhatian serius dari Pemerintah Aceh Besar,” harap sejumlah tokoh yang hadir dalam pertemuan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar