Zaini Janji Kaji Ulang Izin Tambang
Berita Terkait
- Agar tak Canggung
- Zaini/Muzakir Mulai Diikutkan di Rapat SKPA
- Perjuangkan Kepentingan Aceh
- Berjuang Bersama
- Pelantikan Zaini/Muzakir Tunggu Mendagri
- Pemerintah Zikir Efektifkan Lobi Pusat
- Gubernur Aceh Dilantik 4 Juni
- DPRA Bahas Jadwal Pelantikan Gubernur
- Pelabuhan Lampulo Jadi Topik Bahasan di Pusat
- Tarmizi A Karim: Belum Ada Jadwal Pelantikan Gubernur
BANDA ACEH - Gubernur Aceh terpilih, dr Zaini Abdullah berjanji akan mengkaji ulang seluruh izin usaha pertambangan yang ada di Aceh. Pasalnya, pertambangan mengeruk isi ‘perut bumi’ Aceh yang selama ini berlangsung nyaris tak memberi manfaat bagi daerah dan masyarakat Serambi Mekkah.
“Saya akan kaji seluruh izin usaha pertambangan yang ada. Ini demi masa depan Aceh. Sebab hampir semua pertambangan selama ini merusak lingkungan,” kata Zaini di hadapan massa yang hadir pada peringatan dua tahun mangkatnya Wali Nanggroe, Tgk Hasan Muhammad Ditiro di Kompleks Makam Tgk Chik Ditiro, Gampong Keumireu, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Kamis (31/5).
Turut hadir Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud, Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf, mantan Pangdam IM Mayjen TNI (Purn) M Djalil Yusuf, Abuya Tgk H Jamaluddin Waly, Bupati Terpilih Aceh Besar, Mukhlis Basyah, Kapolres Aceh Besar AKBP Sigit Kusmardjoko, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
Menurut Zaini, kepercayaan dan amanah yang telah diberi masyarakat Aceh kepada dirinya dan Muzakir Manaf untuk memimpin Aceh lima tahun ke depan adalah beban yang tak ringan. “Makanya saya minta dukungan dan pemikiran dari semua pihak. Kita tak boleh terhenti di sini, karena perjuangan masih panjang yaitu mewujudkan Aceh yang lebih baik di masa mendatang,” ujarnya.
Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud pada acara itu menyatakan, ia akan terus berada di samping Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. “Tujuannya, memastikan pemerintah ini berjalan baik dan profesional yang bebas korupsi dan kolusi, serta benar-bernar menjalankan cita-cita rakyat Aceh dan yang terpenting bagaimana mengimplementasikan MoU Helsinki dalam UUPA,” kata Malik Mahmud dalam bahasa Aceh yang kental.
Malik juga memberi respos positif terhadap keinginan Gubernur Aceh terpilih yang akan mengkaji ulang seluruh izin pertambangan yang ada di Aceh. “Izin pertambangan yang diberikan sudah diobral dengan harga murah untuk mengeskploitasi harta yang ada dalam perut bumi Aceh. Ini akan kita hentikan,” tegas Malik Mahmud yang disambut applausan pengunjung.
Sementara Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf yang berbicara pada sesi terakhir mengajak seluruh anggota Komite Peralihan Aceh (KPA)/Partai Aceh (PA) untuk bersatu kembali. “Mari kembalilah. Kalau dulu ada yang sudah lompat pagar, sekarang kembalilah ke rumah sendiri. Yang lalu biarlah berlalu menjadi sebuah kenangan, dan sekarang mari kita bersatu kembali membangun Aceh. Pintu masih terbuka lebar, kembalilah saudara ku,” ajak Muzakir yang juga Ketua KPA Pusat/DPA PA.
Muzakir menyadari kalau dalam politik memang ada perbedaan pilihan dan pandangan. Tapi, menurutnya, hal itu sudah berakhir dengan selesainya Pilkada. “Perjuangan kita mewujudkan Aceh yang lebih baik masih sangat panjang, membutuhkan kebersamaan dan pemikiran. Kalau ada yang tidak mau kembali, juga tidak masalah,” jelas Muzakir.
Amatan Serambi, massa yang datang dari berbagai daerah di Aceh tumpah ruah ke kompleks makam Tgk Chik Ditiro sejak pukul 07.30 WIB, kemarin. Ada yang menggunakan kendaraan roda dua, roda empat dan enam. Ramainya masayarakat yang menghadiri peringatan dua tahun mangkatnya Tgk Hasan Muhammad Ditiro menyebabkan arus lalu lintas menuju Keumireu yang berada delapan kilometer dari jalan raya Banda Aceh-Medan, macet.
Bahkan, panitia yang menggunakan pakaian loreng merah hitam bersama aparat kepolisian dan TNI terpaksa bekerja ekstra keras untuk mengatur arus lalu lintas. Malah tiga kilometer menjelang sampai ke makam, kendaraan tidak dibernarkan masuk lagi. Untuk mengatisipasi hal itu, panitia menyediakan kendaraan bus antar jemput menuju lokasi.(sup)
“Saya akan kaji seluruh izin usaha pertambangan yang ada. Ini demi masa depan Aceh. Sebab hampir semua pertambangan selama ini merusak lingkungan,” kata Zaini di hadapan massa yang hadir pada peringatan dua tahun mangkatnya Wali Nanggroe, Tgk Hasan Muhammad Ditiro di Kompleks Makam Tgk Chik Ditiro, Gampong Keumireu, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, Kamis (31/5).
Turut hadir Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud, Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf, mantan Pangdam IM Mayjen TNI (Purn) M Djalil Yusuf, Abuya Tgk H Jamaluddin Waly, Bupati Terpilih Aceh Besar, Mukhlis Basyah, Kapolres Aceh Besar AKBP Sigit Kusmardjoko, dan sejumlah tokoh masyarakat lainnya.
Menurut Zaini, kepercayaan dan amanah yang telah diberi masyarakat Aceh kepada dirinya dan Muzakir Manaf untuk memimpin Aceh lima tahun ke depan adalah beban yang tak ringan. “Makanya saya minta dukungan dan pemikiran dari semua pihak. Kita tak boleh terhenti di sini, karena perjuangan masih panjang yaitu mewujudkan Aceh yang lebih baik di masa mendatang,” ujarnya.
Pemangku Wali Nanggroe, Malik Mahmud pada acara itu menyatakan, ia akan terus berada di samping Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf. “Tujuannya, memastikan pemerintah ini berjalan baik dan profesional yang bebas korupsi dan kolusi, serta benar-bernar menjalankan cita-cita rakyat Aceh dan yang terpenting bagaimana mengimplementasikan MoU Helsinki dalam UUPA,” kata Malik Mahmud dalam bahasa Aceh yang kental.
Malik juga memberi respos positif terhadap keinginan Gubernur Aceh terpilih yang akan mengkaji ulang seluruh izin pertambangan yang ada di Aceh. “Izin pertambangan yang diberikan sudah diobral dengan harga murah untuk mengeskploitasi harta yang ada dalam perut bumi Aceh. Ini akan kita hentikan,” tegas Malik Mahmud yang disambut applausan pengunjung.
Sementara Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf yang berbicara pada sesi terakhir mengajak seluruh anggota Komite Peralihan Aceh (KPA)/Partai Aceh (PA) untuk bersatu kembali. “Mari kembalilah. Kalau dulu ada yang sudah lompat pagar, sekarang kembalilah ke rumah sendiri. Yang lalu biarlah berlalu menjadi sebuah kenangan, dan sekarang mari kita bersatu kembali membangun Aceh. Pintu masih terbuka lebar, kembalilah saudara ku,” ajak Muzakir yang juga Ketua KPA Pusat/DPA PA.
Muzakir menyadari kalau dalam politik memang ada perbedaan pilihan dan pandangan. Tapi, menurutnya, hal itu sudah berakhir dengan selesainya Pilkada. “Perjuangan kita mewujudkan Aceh yang lebih baik masih sangat panjang, membutuhkan kebersamaan dan pemikiran. Kalau ada yang tidak mau kembali, juga tidak masalah,” jelas Muzakir.
Amatan Serambi, massa yang datang dari berbagai daerah di Aceh tumpah ruah ke kompleks makam Tgk Chik Ditiro sejak pukul 07.30 WIB, kemarin. Ada yang menggunakan kendaraan roda dua, roda empat dan enam. Ramainya masayarakat yang menghadiri peringatan dua tahun mangkatnya Tgk Hasan Muhammad Ditiro menyebabkan arus lalu lintas menuju Keumireu yang berada delapan kilometer dari jalan raya Banda Aceh-Medan, macet.
Bahkan, panitia yang menggunakan pakaian loreng merah hitam bersama aparat kepolisian dan TNI terpaksa bekerja ekstra keras untuk mengatur arus lalu lintas. Malah tiga kilometer menjelang sampai ke makam, kendaraan tidak dibernarkan masuk lagi. Untuk mengatisipasi hal itu, panitia menyediakan kendaraan bus antar jemput menuju lokasi.(sup)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar