Kamis, 03 November 2011

Tambang Emas Gunong Ujeuen & Sawang Penyebab Merkuri Di Meulaboh

Tambang Emas Gunong Ujeuen & Sawang Penyebab Merkuri Di Meulaboh
Firman Hidayat | The Globe Journal | Senin, 24 Oktober 2011
Link:http://www.theglobejournal.com/kategori/lingkungan/tambang-emas-gunong-ujeuen--sawang-penyebab-merkuri-di-meulaboh.php
Banda Aceh — Sejumlah warga Meulaboh mulai mengkhawatirkan bahaya merkuri dari Krueng Meureubo. Seperti yang dikatakan oleh Rahmat Hidayat, warga Rundeng, Kota Meulaboh saat dihubungi The Globe Journal, Senin (24/10) pagi tadi. Dikatakannya pemerintah perlu segera melakukan penanganan terhadap bahaya merkuri tersebut kalau tidak menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat disekitarnya.

Menurutnya gelondongan atau penggilingan batu yang mengandung emas di sepanjang sungai tersebut segera ditutup. “para toke penggilingan emas itu menggunakan merkuri yang limbahnya dibuang seenaknya saja,” kata Rahmat yang pernah bekerja di salah satu LSM lingkungan di Aceh Barat.

“Hari ini, Senin (24/10) DPRK Aceh Barat juga akan turun ke lokasi di Kecamatan Sungai Mas dan Kecamatan Meurebo,” kata Anggota DPRK Aceh Barat, Ramli saat dihubungi The Globe Journal. Menurut Ramli, tim pansus DPRK Aceh Barat terdiri dari 10 orang yang merupakan gabungan dari komisi A dan Komisi B.

Kekhawatiran merkuri di Krueng Meureubo sudah meresahkan masyarakat di Kota Meulaboh. “Sungai itu mengaliri empat kecamatan di Kota Meulaboh dan jelas-jelas ini sudah sangat meresahkan,” kata Ramli.

Ketika ditanya lokasi penggilingan emas tersebut, Ramli mengatakan lokasinya ada di Desa Ranub Dong dan Desa Mesjid Tuha, Kecamatan Meureubo. “Namun di Masjid Tuha penggilingannya sudah ditutup, tapi kita akan cek kembali kawasan tersebut,” kata dia.

Sedangkan di Desa Ranup Dong itu mesin penggilingan batu emas itu masih aktif dan kabarnya limbahnya dibuang seenaknya. “Hari ini kita tertibkan jika perlu kita tutu segera,” tegas Ramli.

Ramli menjelaskan bahan baku batu yang mengandung emas itu dibawa dari Sawang, Aceh Selatan dan dari Gunong Ujeuen, Aceh Jaya. Masyarakat yang menambang di dua lokasi itu membawa batu kandungan emas tersebut ke Desa Ranup Dong, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat untuk digiling dengan menggunakan merkuri. “Ini jelas-jelas sangat berbahaya,” kata Ketua DPRK Aceh Barat itu.

Direktur Walhi Aceh, TM. Zulfikar kepada The Globe Journal mengakui hal tersebut. Bahkan menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh akademisi Fakultas Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala, Dr. Ir. Suhendrayatna menyatakan bahwa Krueng Meureubo di Kota Meulaboh sudah tercemar merkuri (Hg) akibat penggilingan batu emas di kawasan pinggir sungai tersebut.

Pencemaran merkuri di Krueng Meureubo itu sudah sangat mengkhawatirkan, sebaiknya ada tindakan tegas dari pemerintah setempat untuk membersihkan lokasi-lokasi yang selama ini digunakan masyarakat sebagai tempat penggilingan batu emas tersebut. Merkuri tidak saja membahayakan bagi manusia tapi juga terhadap biota sungai seperti ikan dan kerang yang ada di situ bisa sangat berbahaya dikonsumsi jika sudah mengadung merkuri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar