Aceh Bisnis Hari ini Pkl. 07:28 WIB
Akibat Galian C
MedanBisnis – Banda Aceh. Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh menyatakan daerah aliran sungai (DAS) Krueng Aceh yang membentang dari hutan Seulawah, Jantho, hingga Banda Aceh saat ini mengalami ancaman serius. Ancaman berasal dari kerusakan di daerah hilir (hutan) dan daerah hulu (pengambilan galian C).
"Apalagi mengingat DAS Krueng Aceh menjadi sumber baku air bersih warga Banda Aceh dan Aceh Besar, jika tidak segera dilindungi maka akan berdampak pada ribuan orang," kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh, T Muhammad Zulfikar, di Banda Aceh, Rabu (21/12).Walhi menilai pernyataan kepala Bapedal Aceh, Husaini Syamaun, di media yang menyatakan kerusakan DAS Krueng Aceh tidak begitu parah, sebagai pernyataan yang kurang tepat. Karena dalam konteks perlindungan lingkungan, seharusnya sekecil apapun kerusakan harus ditanggapi dengan serius.
Walhi sudah turun ke beberapa titik, melihat kerusakan yang terjadi sangat parah akibat galian C yang tidak terkontrol.
Tim Walhi Aceh yang turun ke lapangan menemukan berbagai sungai dengan kondisi rusak parah yang merupakan sub DAS Krueng Aceh di Aceh Besar. Sungai-sungai tersebut hancur-lebur, dikeruk untuk diambil material pasir dan kerikilnya, menyebabkan dinding sungai ambruk.
Beberapa titik galian C liar yang ada di sub DAS Krueng Keumireu, dan sub DAS Krueng Jreu menyebabkan sungai tampak sudah dangkal, gundukan kerikil di mana-mana, di beberapa tempat abrasi dinding sungai bahkan memakan lahan pertanian milik masyarakat.
"Namun sayangnya para pengusaha galian C liar yang ditemui bersikap acuh tak acuh terhadap fenomena ini dan menolak menutup usahanya. Sehingga ancaman kerusakan hutan juga dihadapi DAS Krueng Aceh terutama di kawasan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan Seulawah, Hutan Lindung Jantho dan daerah Ulu Masen,"paparnya.
Zulfikar menjelaskan, daerah itu merupakan habitat berbagai ekosistem dan mengandung kekayaan biodiversity yang tinggi, namun sedang marak penebangan liar. Hal itu bisa dilihat langsung di sepanjang jalan Banda Aceh - Medan, apalagi hutan di sepanjang jalan Seulawah yang sudah tandus.
"Untuk itu, Pemerintah Aceh harus lebih serius dalam penyelamatan DAS Krueng Aceh, yang merupakan salah satu dari 15 DAS besar yang ada di Aceh," ujarnya.
Dia mengharapkan Pemprop Aceh segera membentuk program atau kegiatan misalnya Save Our Seulawah, untuk menyelamatkan hutan yang tersisa. "Tidak perlu menunggu sampai benar-benar hutan yang tersisa tinggal secuil, air minum susah didapat dan bencana melanda, baru sibuk dengan berbagai program," demikian kata Zulfikar. (dedi irawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar