Kamis, 22 Desember 2011

Alih Fungsi Lahan Penyebab Keringnya Sungai Ineung

Alih Fungsi Lahan Penyebab Keringnya Sungai Ineung

Link:http://www.antara-aceh.com/alih-fungsi-lahan-penyebab-keringnya-sungai-ineung.html
Meulaboh, 19/12 (ANTARA) - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi)  memprediksikan keringnya Krueng (sungai) Ineung di Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, selama 8,5 jam, akibat adanya kegiatan alih fungsi lahan.
Direktur Walhi Aceh T M Zulfikar yang dihubunggi dari Meulaboh, Senin mengatakan, alih fungsi lahan dari rawa gambut menjadi lahan sawit merupakan pemicu borosnya penyerapan air di kawasan itu.
"Kalau lahan sudah dialih fungsi, pasti akan ada banyak pengerjaan di sana seperti pembangunan kanal atau got besar. Nah air sungai yang dialiri ke dalam kanal tentunya akan mempengaruhi kondisi air sungai," jelasnya.
Ia menyatakan, menyangkut adanya mitos yang dipercayai warga
setempat keringnya sungai terbesar di Nagan Raya dengan lebar 40 meter itu oleh adanya ganguan ular raksasa belum dapat dibenarkan karena semua itu dapat terjadi karena faktor alam.
Lebih lanjut dikatakan, kondisi demikian dapat terjadi kapanpun dan dimanapun apabila ditemukan adanya alih fungsi lahan terlebih adanya pembangunan kanal ataupun drainase untuk mengaliri air ke lahan perkebunan.
Menurut dia, daya serap air di kawasan setempat begitu kuat karena rawa gambut sudah mulai krisis ditambah lagi adanya aktivitas pengerukan, sehingga debit air tidak mampu mengimbangi.
"Meskipun sungai besar, tetap saja tidak mampu mengaliri air ke kawasan pembangunan kanal itu meskipun ditambah air hujan, kondisi ini pastinya tidak berlangsung lama, apabila kanal sudah penuh kondisi air akan normal kembali," tegasnya.
Terlepas dari adanya pengahalau keluarnya debit air ke sungai oleh benda apapun itu, tidak mungkin dapat menghentikan debit air secara menyeluruh dengan kondisi sungai begitu besar dan panjang.
Lanjutnya, daya serap air akibat perkebunan kelapa sawit adalah pemicu utama terserapnya air sungai yang dialiri ke sejumlah kanal yang memanjang menuju ke perkebunan sawit yang sedang digarap.
Karenanya dimintakan masyarakat tidak terlalu berprasangka yang diluar kontek logika dengan kejadian keringnya Krueng Ineung, karena fenomena alam dapat terjadi kapanpun meskipun dimusim penghujan saat ini.
"Keruhnya air itu kemungkinan besar karena riak air yang sudah normal, tiba-tiba bercampur dengan lumpur ataupun air sungai yang dihantarkan saat hujan digunung," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar