Kamis, 22 Desember 2011

Bencana Longsor Ancam DAS Krueng Aceh

Bencana Longsor Ancam DAS Krueng Aceh
Firman Hidayat | The Globe Journal | Rabu, 21 Desember 2011
Sumber: http://www.theglobejournal.com/kategori/lingkungan/bencana-longsor-ancam-das-krueng-aceh.php
Banda Aceh — Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Aceh, Husaini Syamaun kepada The Globe Journal, Rabu (21/12) sore tadi mengatakan kondisi krueng Aceh sudah sangat parah karena pengambilan pasir dan batu-batu sungai sudah melebihi daya dukung. Bencana yang akan mengancam adalah longsor.

Menurutnya selama ini justru pengambilan pasir dan galian C di sepanjang sungai Krueng Aceh sudah sangat memprihatinkan. Kondisi sungai dibeberapa lokasi sudah semakin dalam dan ada beberapa titik yang sudah dangkal. Untuk ancaman banjir tidak mengkhawatirkan karena sungainya sudah dalam tapi untuk ancaman longsor yang akan meresahkan masyarakat.

Upaya yang harus dilakukan menurutnya adalah penertiban usaha penambangan Galian C dan pengambilan pasir disepanjang krueng Aceh tersebut. “Pemerintah Kabupaten Aceh Besar harus lebih tegas menertibkan usaha-usaha Galian C yang bisa menimbulkan bencana bagi masyarakat disepanjang Krueng Aceh itu,” kata Husaini Syamaun.

Jika dibandingkan dengan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh dari hulu sampai ke hilir masih lumayan baik. Namun ada beberapa lokasi di kawasan hulu yang rusak karena perambahan hutan di Gunung Seulawah. Artinya sepanjang DAS Krueng Aceh itu banyak yang harus dilakukan upaya rehabilitasi.

Menanggapi kondisi Krueng Aceh saat ini, Direktur Walhi Aceh, T. Muhammad Zulfikar kepada The Globe Journal siang tadi mengatakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh yang membentang mulai dari hutan Seulawah, Jantho hingga Banda Aceh saat ini mengalami ancaman serius. Ancaman serius berasal dari kerusakan di daerah hilir dan daerah hulu.

“Apalagi mengingat DAS Krueng Aceh menjadi sumber baku  air bersih warga Banda Aceh dan Aceh Besar, jika tidak segera dilindungi maka akan berdampak pada ribuan orang,” kata TM Zulfikar.

Tim Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh yang turun ke lapangan menemukan kondisi mengenaskan berbagai sungai yang merupakan Sub DAS Krueng Aceh di Aceh Besar. Sungai-sungai tersebut hancur-lebur, dikeruk untuk diambil material pasir dan kerikilnya, menyebabkan dinding sungai ambruk.

Ancaman kerusakan hutan juga dihadapi DAS Krueng Aceh terutama dikawasan Taman Hutan Raya Pocut Meurah Intan Seulawah, Hutan Lindung Jantho dan daerah Ulu Masen. “Daerah-daerah ini merupakan habitat berbagai ekosistem dan mengandung kekayaan biodiversity yang tinggi sedang marak penebangan liar,” demikian TM. Zulfikar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar