| ||||
| WALHI kecam Kanada yang keluar dari Protokol Kyoto |
| Warta - Aceh |
| HENDRO KOTO Koresponden Aceh WASPADA ONLINE Link:http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=227230:walhi-kecam-kanada-yang-keluar-dari-protokol-kyoto&catid=13:aceh&Itemid=26 BANDA ACEH – Direktur Ekeskutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Berry Nahdian Porkan mengecam keras sikap dari Pemerintah Kanada yang menyatakan diri keluar dari kesepakakan yang termuat dalam Protokol Kyoto. Hal ini disampaikannya hari ini, Rabu di Jakarta. “ Keluarnya Kanada dari kesepakatan Kyoto memperlihatkan bahwa negara-negara maju tidak memiliki itikad baik dalam penyelamatan lingkungan khususunya dari pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)” tegasnya. Sikap buruk yang diperlihatkan oleh Pemerintah Kanada tersebut justru akan semakin mendorong negara-negara maju lainnya seperti jepang, francis untuk juga keluar dari kesepakatan ini, dan tentunya hal ini akan berdampak buruk bagi negara-negara berkembang yang selama ini menjadi diwajibkan untuk menjaga hutan dan alamnya tanpa mendapatkan skema bantuan dari negara-negara maju sesuai dengan kesepakatan Kyoto. Untuk itu Berry meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk tampil kedepan dengan memobilisasi negara-negara di Asia Tenggara dan juga Afrika yang memiliki hutan untuk mendesak dan negara-negara maju, dan jika perlu memberikan sanksi politik ataupun bentuk sanksi lainnya kepada negara maju jika negara tersebut tidak memiliiki komitmen yang kuat dalam pengurangan emisi GRK. “ Indonesia harus tampil dan leading untuk mempimpin upaya ini, isu dan momentum ini harus dapat dimanfaat oleh Indonesia seperti saat presiden Sukarno membuat KTT Non Blok guna menekan negara-negara maju untuk tidak mau menang sendiri” tandasnya. Sementara itu Direktur Walhi Aceh TM Zulfikar berpandangan bahwa sikap yang diperlihatkan oleh Pemerintah Kanada membuktikan b ahwa negara-negara maju tidak pernah serius dan lebih bersikap plin-plan dalam isu penyelamatan bumi dari emisi GRK. “ Kami sangat menyesalkan sikap tersebut, dan sekali lagi ini membuktikan bahwa negara-negara berkembang sangat mudah ditekan dan didikte oleh negara-negara maju dalam isu apapun, dan untuk itu negara-negara berkembang harus solid dan mempersatukan diri guna melawan hegemoni dari negara-negara maju tersebut” ungkapnya TM Zulfikar juga meminta kepada Gubernur Aceh untuk membawa persoalan isu mundurnya Kanada dari Protokol Kyoto kedalam pertemuan Governoor Climat Change Forum (GCF) dan jika memang dibutuhkan untuk segara membawa persoalan ini kewilayah yang lebih tinggi yakni Forum Perserikatan Bangsa-bangsa. Editor: PRAWIRA SETIABUDI |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar