Kompleks Makam Syiah Kuala Ditanam Cemara
Banda Aceh — Communication Officer Muslim Aid, Nanda Aprilia kepada The Globe Journal, Selasa (14/6) mengatakan dalam rangka hari Lingkungan Hidup Se-dunia di Aceh, Muslim Aid menginisiasikan sebuah kegiatan penghijauan di situs sejarah Makam Syiah Kuala, Banda Aceh. Kata Nanda rangkaian kegiatan penghijauan itu berupa penanaman pohon yang melibatkan beberapa lembaga yang peduli terhadap lingkungan di Aceh.
Lembaga yang dimaksud Nanda adalah Walhi dan relawannya serta jaringan KuALA dan komunitasnya. Acara yang berlangsung, Selasa (14/6) pagi itu berlangsung di makam ulama besar Aceh, Syiekh Abdurrauf bin Ali Al-Fansuri yang terpopuler dengan nama Syiah Kuala. Dikatakan Nanda, penanaman pohon ini adalah rangkaian kegiatan Hari Lingkungan Hidup Se-dunia yang setiap tahunnya dibuat oleh Muslim Aid.
Mengapa kegiatan penanaman pohon itu dipusatkan di Makam Syiah Kuala yang merupakan ulama besar yang gigih menjalankan Syariat Islam. Menurut Nanda karena setelah enam tahun tsunami di Aceh, areal di seputaran situs sejarah itu sangat tandus, kering dan sangat sedikit pohon-pohon. “Hal itulah yang mendorong Muslim Aid untuk melakukan kegiatan penanaman 570 pohon di Makam Syiah Kuala,” tukas Nanda.
Pohon-pohon yang ditanam itu meliputi, 500 batang pohon cemara, 25 batang pohon mahony, 15 batang pohon mangga, 15 batang pohon nangka dan 15 batang pohon asam jawa. Kata Nanda semua pohon itu akan ditanam di lokasi makam oleh pegiat LSM dan komunitas yang peduli terhadap lingkungan di Aceh.
Direktur Walhi Aceh T.M Zulfikar kepada The Globe Journal mengatakan jumlah peserta yang ikut kegiatan penanaman ini sebanyak 200 orang yang terdiri dari gabungan beberapa sahabat LSM dan komunitas Walhi dan Jaringan KuALA Aceh. Sedikitnya ada 200 pohon yang ditanam di komplek perkarangan makam Syiah Kuala dan sisanya lagi akan ditanam di perkampungan setempat. TM. Zulfikar mengatakan sebelum dilakukan penanaman pohon di makam Syiah Kuala ini, kondisi makamnya memang sangat tandus dan gersang. [003]
Lembaga yang dimaksud Nanda adalah Walhi dan relawannya serta jaringan KuALA dan komunitasnya. Acara yang berlangsung, Selasa (14/6) pagi itu berlangsung di makam ulama besar Aceh, Syiekh Abdurrauf bin Ali Al-Fansuri yang terpopuler dengan nama Syiah Kuala. Dikatakan Nanda, penanaman pohon ini adalah rangkaian kegiatan Hari Lingkungan Hidup Se-dunia yang setiap tahunnya dibuat oleh Muslim Aid.
Mengapa kegiatan penanaman pohon itu dipusatkan di Makam Syiah Kuala yang merupakan ulama besar yang gigih menjalankan Syariat Islam. Menurut Nanda karena setelah enam tahun tsunami di Aceh, areal di seputaran situs sejarah itu sangat tandus, kering dan sangat sedikit pohon-pohon. “Hal itulah yang mendorong Muslim Aid untuk melakukan kegiatan penanaman 570 pohon di Makam Syiah Kuala,” tukas Nanda.
Pohon-pohon yang ditanam itu meliputi, 500 batang pohon cemara, 25 batang pohon mahony, 15 batang pohon mangga, 15 batang pohon nangka dan 15 batang pohon asam jawa. Kata Nanda semua pohon itu akan ditanam di lokasi makam oleh pegiat LSM dan komunitas yang peduli terhadap lingkungan di Aceh.
Direktur Walhi Aceh T.M Zulfikar kepada The Globe Journal mengatakan jumlah peserta yang ikut kegiatan penanaman ini sebanyak 200 orang yang terdiri dari gabungan beberapa sahabat LSM dan komunitas Walhi dan Jaringan KuALA Aceh. Sedikitnya ada 200 pohon yang ditanam di komplek perkarangan makam Syiah Kuala dan sisanya lagi akan ditanam di perkampungan setempat. TM. Zulfikar mengatakan sebelum dilakukan penanaman pohon di makam Syiah Kuala ini, kondisi makamnya memang sangat tandus dan gersang. [003]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar