Senin, 20 Juni 2011

Walhi Desak Alihfungsi Hutan di Aceh Dihentikan

Walhi Desak Alihfungsi Hutan di Aceh Dihentikan

Oleh Master Sihotang on Jun 16th, 2011
BANDA ACEH: Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh mendesak alih fungsi kawasan hutan menjadi perkebunan di provinsi itu dihentikan karena hanya mengundang bencana.
“Berbagai bencana sudah terjadi akibat alih fungsi kawasan hutan. Karena itu, kami mendesak pemerintah Aceh segera menghentikan upaya menjadikan hutan Aceh sebagai perkebunan sawit,” kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh TM Zulfikar di Banda Aceh, Rabu 15 Juni 2011.
Menurut dia, bencana yang terakhir akibat alih fungsi kawasan hutan, yakni kebakaran melanda di sejumlah kabupaten di pesisir barat selatan Provinsi Aceh sejak sepekan terakhir.
Ia menduga, kawasan hutan tersebut sengaja dibakar setelah proses pembersihan lahan. Kemudian, pohon-pohon yang ditebangkan itu dibiarkan kering dan di musim kemarau seperti saat ini baru dibakar.
“Akibat pembakaran itu menimbulkan asap tebal. Sejumlah daerah, seperti Kabupaten Nagan Raya dan Aceh Barat sudah diselimuti asap hasil pembakaran tersebut,” ujarnya.
Ia mengatakan, Walhi Aceh sudah berulang kali menyampaikan kepada DPRA maupun pemerintah Aceh segera menghentikan alih fungsi hutan di Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Besar.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga menyerukan agar kawasan yang sudah dijadikan perkebunan sawit segera dikembalikan fungsinya sebagai hutan.
“Kami mendesak hal ini harus segera dilakukan karena hampir separuh wilayah Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya sudah jadi lahan sawit. Ketika hutan dijadikan kebun sawit, maka tanamannya dibabat. Saat kemarau, dibakar. Inilah yang terjadi sekarang,” tandas dia.
Oleh karena itu, kata dia, Walhi akan terus mengadvokasi hutan yang sudah dialihfungsikan harus dikembalikan. Dan pengembalian alih fungsi hutan ini harus masuk dalam rencana tata ruang wilayah Aceh yang baru.
“Walhi berharap dalam tata ruang nantinya tidak ada lagi kawasan hutan yang dijadikan perkebunan sawit. Hal ini untuk mengantisipasi ekologi Aceh yang kini dalam kondisi kritis,” kata TM Zulfikar. (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar