714.724 Hektar DAS Alami Kerusakan, Krisis Air Bersih Mengancam
Firman Hidayat | The Globe Journal
Link:http://www.theglobejournal.com/lingkungan/714724-hektar-das-alami-kerusakan-krisis-air-bersih-mengancam/index.php
Link:http://www.theglobejournal.com/lingkungan/714724-hektar-das-alami-kerusakan-krisis-air-bersih-mengancam/index.php
Kamis, 22 Maret 2012 16:26 WIB
Banda Aceh – Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh, TM. Zulfikar mengatakan Aceh merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terluas di Indonesia, terdapat 11 sungai besar yang mengaliri Aceh, namun pada saat ini sumber-sumber air tersebut telah terjadi penurunan yang signifikan di karenakan banyaknya aktifitas-aktifitas di hulu sungai Aceh.
“Hal tersebut sangatlah disayangkan,” kata TM. Zulfikar dalam rangka memperingati Hari Air ke-19, Kamis (22/3) siang tadi secara tertulis. Rusaknya sumber-sumber air itu karena penebangan liar, penambangan, penggalian berbagai material seperti galian C dan tambang, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang mengganggu menurunnya debit air yang mengaliri sungai-sungai di Aceh.
Walhi mencatat ada beberapa lokasi dimana DAS yang rusak akibat pencemaran limbah pabrik, dan juga karena semakin maraknya penambangan galian C yang tidak terkontrol, seperti kejadian di sepanjang DAS Kreung Aceh di Kabupaten Aceh Besar.
DAS di daerah ini rusak parah akibat maraknya galian C, sedangkan di Krueng Geukueh banyak ikan yang mati di sungai sekitar pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) diduga tercemar oleh limbah pabrik.
Ada kasus yang terjadi di salah satu pesantren di daerah Lhoksukon yaitu sumur bor yang menyemburkan gas liar, namun karena masyarakat khawatir sumur tersebut mengandung gas liar maka pimpinan pesantren sepakat untuk menutup sumur itu.
Banjir yang beberapa waktu terakhir ini kerap terjadi di banyak wilayah di Aceh, diyakini terjadi karena tingkat kerusakan wilayah hulu berbagai daerah aliran sungai di Provinsi Aceh semakin tinggi. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh sejak tahun 2006 hingga saat ini mencatat kerusakan DAS mencapai 46,40 persen atau 714.724 hektar (ha) dari 1.524.624 ha total luas DAS.
“Kawasan DAS yang kritis terjadi di pantai timur Aceh, seperti DAS Peusangan, yang merupakan wilayah sumber air di lima kabupaten kota. DAS Peusangan ini diperkirakan sudah rusak rata-rata di atas 70 persen,” demikian Teuku Muhammad Zulfikar.
Sebelumnya Tokoh Ulama Aceh, A. Rahman Kaoy sudah pernah memprediksikan menurunnya ketersediaan air di Aceh. Saat dijamu buka puasa bersama oleh WWF Aceh pada tahun 2011 lalu, Rahman Kaoy mengatakan Aceh akan kering air kalau tidak dijaga. Ia juga menyinggung pengaruh DAS Krueng Peusangan yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat Aceh.
The Globe Journal pernah memberitakan “Ulama Aceh Angkat Bicara Soal Krisis Air.” Ia mengatakan lingkungan disekitar sungai harus diselamatkan karena air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup yang ada di bumi ini.
Provinsi Aceh terdapat 73 sungai besar dan 36 gunung besar yang harus dijaga kelestariannya. “Kini sebagian besar kondisinya sudah sangat memprihatinkan, suatu saat nanti Provinsi Aceh ini akan mengalami krisis air bersih atau kekeringan air, karena sungai-sungainya banyak yang kering dan tidak mengalir lagi,” demikian A. Rahman Kaoy, Ulama Aceh asal Beureunen ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar