Senin, 30 April 2012


Banda Aceh, (Analia). Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Aceh, Krueng Peusangan dan Krueng Tamiang sudah masuk pada tingkat kritis, dengan kerusakan diatas 50 persen. Kondisi ini bisa mengancam keselamatan warga yang dilintasi aliran sungai tersebut.
Sejauh ini, secara umum DAS di Aceh telah rusak lebih dari 46 persen, kerusakan itu terdata mulai pada tahun 2006 lalu yang terjadi pada 714.742 ha dari 1.524.624 ha total luas DAS Aceh. Kerusakan ini berkaitan dengan maraknya perambahan hutan, dan penebangan kayu diluar prosedur, akibatnya daya dukung lingkungan hidup menurun.

Hal tersebut terungkap dalam Seminar lingkungan dalam peringatan Hari Air se Dunia ke 20 di Aula Dinas Pengairan Aceh, Selasa (3/4). Seminar tersebut dibuka oleh Pj Gubernur Aceh yang diwakili Asisten II Setdaprov Aceh Sayed Mustafa.

Gubernur dalam sambutannya menyatakan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merilis bahwa banyak sungai di Asia termasuk Indonesia yang tercemar dan kotor. Bahkan WHO mengeluarkan data ada 250 juta penyakit banyak berhubungan dengan air.

"Saat ini yang paling penting adalah menjaga DAS Krueng Peusangan yang mengalir untuk 3 kabupaten di Aceh dengan 103 anak sungai," ujar Gubernur sembari menambahkan, meskipun demikian, menjaga DAS lainnya di Aceh juga tak bisa dilupakan.

Pj Gubernur mengajak semua pihak, termasuk Dinas Pengairan, Balai Wilayah Sungai dan Walhi Aceh untuk menjaga kualitas air di Krueng Peusangan jangan sampai ada yang rusak. Apalagi ada rencana mau bangun Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan menghasilkan 80 megawatt, meskipun masih dilakukan sebatas penelitian.

Perlu Wadah

Menurut Pj Gubernur, perlunya wadah untuk menyatukan fokus perhatian dunia kepada pentingnya ketersediaan air bersih dan tata kelola sumber daya air yang berkelanjutan. Sebab, masyarakat awam barangkali banyak yang tidak tahu, bahwa setiap 22 Maret, dunia internasional memperingati Hari Air Sedunia atau World Water Day, Pemilihan 22 Maret sebagai Hari Air Sedunia merupakan rekomendasi yang dihasilkan Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup yang berlangsung pada tanggal 22 Maret 1993.

Dikatakan, Provinsi Aceh termasuk salah satu wilayah yang memiliki sungai cukup banyak di Indonesia. Menurut data Balai Wilayah Sungai Sumatera I, ada 11 wilayah sungai di seluruh Aceh yang mengalirkan air ke 481 anak sungai lainnya.

Salah satu yang terbesar adalah Sungai Krueng Pase-Peusangan yang membelah tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tengah. Induk sungai Peusangan ini memiliki 107 anak sungai yang tersebar di wilayah pesisir Timur Provinsi Aceh.

Sementara Direktur Eksekutif Walhi TM Zulfikar selaku seorang pembicara menyatakan, selain tiga sungai yang kritis,kondisi DAS Krueng Tripa dan DAS Krueng Jambo Aye juga telah mengalami kerusakan diatas 30 persen. Galian C menjadi faktor pendukung kerusakan DAS sungai di Aceh.

Hal itu terjadi pada sungai Krueng Aceh akibat penambangan pasir di hulu sungai, demikian juga sungai di kawasan Krueng Geukueh mengalami pencemaran limbah pabrik PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) yang berakibat matinya ikan di sungai. (irn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar