Esok Seminar Hari Air Sedunia di Aceh
Firman Hidayat | The Globe Journal
Senin, 02 April 2012 10:52 WIB
Sumber:http://tgj.co.id/lingkungan/esok-seminar-hari-air-sedunia-di-aceh/index.php
Sumber:http://tgj.co.id/lingkungan/esok-seminar-hari-air-sedunia-di-aceh/index.php
Banda Aceh - Hari Air se-Dunia atau World Water Day dan sering disebut World Day for Water merupakan hari perayaan yang ditujukan untuk menarik perhatian masyarakat sedunia (internasional) akan pentingnya air bagi kehidupan.
Hari Air Sedunia dicetuskan kali pertama oleh United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) atau Konferensi Bumi oleh PBB di Rio de Janeiro pada tahun 1992. Pada Sidang Umum PBB ke-47 pada 22 Desember 1992, keluarlah Resolusi Nomor 147/1993 yang menetapkan pelaksanaan peringatan Hari Air se-Dunia setiap tanggal 22 Maret dan mulai diperingati pertama kali pada tahun 1993.
Direktur Walhi Aceh, TM. Zulfikar saat kepada The Globe Journal di kantornya, Senin (2/4) mengatakan tiga hal paling sederhana namun berdampak besar yang bisa kita lakukan adalah mulailah hemat air, mengurangi kegiatan yang berdampak terhadap pencemaran air dan berbagai aksi dan upaya penyelamatan hutan sebagai sumber-sumber kehidupan sekaligus sebagai sumber mata air serta menjaga keberlanjutan dan ketahanan pangan.
Aceh merupakan daerah aliran sungai yang terluas di Indonesia, terdapat 11 sungai besar yang mengaliri Aceh, namun pada saat ini sumber-sumber air tersebut telah terjadi penurunan yang signifikan di karenakan banyaknya aktifitas-aktifitas di hulu sungai Aceh, seperti penebangan liar, penambangan, penggalian berbagai material seperti galian C dan tambang, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang mengganggu menurunnya debit air yang mengaliri sungai-sungai di Aceh.
Berdasarkan catatan Walhi Aceh ada beberapa kejadian di mana terdapat daerah aliran sungai (DAS) yang rusak akibat pencemaran limbah pabrik, dan juga karena semakin maraknya penambangan galian C yang tidak terkontrol, seperti kejadian di sepanjang DAS Kreung Aceh di Aceh Besar. DAS di daerah ini rusak parah akibat maraknya galian C, sedangkan di Krueng Geukueh banyak ikan yang mati di sungai sekitar pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) diduga tercemar oleh limbah pabrik.
Ada pula kasus yang terjadi di salah satu pesantren di daerah Lhoksukon yakni sumur bor yang menyemburkan gas liar, namun karena masyarakat khawatir sumur tersebut mengandung gas liar maka pimpinan pesantren sepakat untuk menutup sumur itu, agar tidak di gunakan lagi untuk aktifitas santri dipesantren tersebut.
Selain berbagai hal tersebut, gangguan terhadap kelestarian hutan sebagai sumber air dan sumber penghidupan berbagai makhluk juga semakin terancam.
Sepanjang tahun tingkat kerusakan hutan akibat deforestasi dan degradasi lahan hutan juga semakin tinggi. Berbagai catatan yang berhasil dihimpun oleh WALHI Aceh, tingkat kerusakan hutan di Aceh sepanjang tahun berkisar antara 20.000 hingga 32.000 hektar, bahkan bisa lebih besar dari yang diperkirakan.
Untuk mendiskusi masalah kerusakan DAS di Aceh ini, WALHI bersama Dinas Pengairan Provinsi Aceh, Balai Wilayah Sungai Sumatera I, BAPEDAL Aceh, Dewan Sumber Daya Air Aceh dan HATHI Aceh melaksanakan Seminar Lingkungan Hidup, dengan Tema “Ketahanan Air dan Pangan”.
Rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Air se-Dunia ini dirasakan sangat penting sebagai sebuah upaya refleksi, proyeksi dan momentum dalam upaya membuka jalan dalam melakukan berbagai kajian yang lebih mendalam dan luas serta aksi-aksi nyata di lapangan sebagai gerakan konkrit penyelamatan lingkungan Aceh, termasuk dalam hal ini penyelamatan sumber daya air untuk penghidupan masyarakat Aceh dan ekosistem lainnya secara berkelanjutan.
Rilis Walhi Aceh menyebutkan kegiatan Seminar dilaksanakan Selasa, 3 April 2012 pukul 09.00 WIB-13.00 WIB, di Aula Dinas Pengairan Aceh, Lueng Bata- Banda Aceh. Kegiatan ini akan dibuka oleh Pj. Gubernur Aceh Tarmizi A Karim dengan narasumber antara lain; 1) Ir. Adolf Tommy Sitompul, M.Eng. dari Kementerian Pekerjaan Umum, membahas Kebijakan Nasional Tentang Sumber Daya Air,
Kemudian Ir. Slamet Eko Purwadi, M.Si (Kepala Dinas Pengairan Aceh) dan Ir. Fauzi Idris, M.E (Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I) yang akan membahas tentang Kebijakan Pemerintah Aceh dalam Penyelamatan Sumber-sumber Air.
Berikutnya Dr. Ir. Syahrul, M.Sc (Dosen Fakultas Pertanian Unsyiah) membahas Upaya Konservasi Sumber Daya Air dan Keberlanjutan Pangan di Aceh, dan 4) Ir. Teuku Muhammad Zulfikar, MP (Direktur Eksekutif WALHI Aceh) Advokasi Pelestarian Sumber Air sebagai Sumber Ketahanan Pangan.[003]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar