Hentikan Konversi Lahan & Tambang Di Tangse
Firman Hidayat | The Globe Journal
Link:http://www.theglobejournal.com/lingkungan/hentikan-konversi-lahan--tambang-di-tangse/index.php
Link:http://www.theglobejournal.com/lingkungan/hentikan-konversi-lahan--tambang-di-tangse/index.php
Minggu, 26 Februari 2012 21:59 WIB
Banda
Aceh - Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh, Teuku Muhammad
Zulfikar mengecam keras dan meminta Pemerintah Aceh untuk segera menutup
tambang yang ada di kawasan Tangse dan Geumpang, Kabupaten Pidie.
Hal tersebut dikatakannya melalui pesan singkat kepada The Globe
Journal, Minggu (26/2) malam tadi. Menurut TM Zulfikar, kejadian banjir
bandang seperti yang terjadi di Tangse pasti akan berulang kembali.
Pemerintah wajib segera merehabilitasi lahan kritis di sepanjang hulu
sungai Krueng Tangse.
"Selain itu segala bentuk proses ilegal logging harus segera
dihentikan, bila perlu tangkap pelakunya," tegas TM. Zulfikar. Hal yang
paling krusial harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh adalah menghentikan
semua konversi lahan dan tambang disekitar hutan, serta mencari lokasi
relokasi bagi masyarakat yang terancam bencana.
"Jika hal ini tidak dilakukan maka bencana banjir bandang seperti ini
menjadi sesuatu yang rutin," kata dia lagi sembari mengatakan agar
pemerintah harus melakukan reaksi dengan cepat untuk menanggulangi
kejadian tersebut.
Catatan The Globe Journal menyebutkan ada 15 perusahaan tambang emas
hingga kini masih melakukan eksplorasi di kawasan Geumpang dan Tangse,
Pidie.
Ke-15 perusahaan itu adalah PT Geumpang Tangse Mineral. PT Glee
Rinder Pratama, PT Gamana Citra Agung, PT Tangse Gunong Pusaka, PT Mewas
Kuasa Pertambangan, PT Woyla Aceh Mineral, PT Bayu Komana Karya, PT
Bayu Nyohoka, PT Parabita Sanu Setia, PT Krueng Bajikan, PT Magallanic
GK, PT Banda Raya Parasidiso, PT Halimon Meugah Raya, PT Delima Mineral
dan PT Glee Aceh Makmu.
Berita sebelumnya, banjir bandang yang melanda Kecamatan Tangse
Kabupaten Pidie terjadi setelah hujan sangat deras pada Sabtu (25/02)
sore sekitar pukul 18.30 wib.
Banjir bandang itu menghantam Desa Kebun Nilam, Desa Blang Maloe dan
Desa Pulo Mesjid, Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie, Aceh. Banjir
menyebabkan 1 orang hilang atas nama Tengku Idris (55 tahun).
Sedangkan kerugian materil Di Desa Kebun Nilam sebanyak 14 unit rumah
hilang, Desa Blang Maloe sebanyak 4 unit rumah hilang dan satu unit
rusak berat. Data tersebut bersumber dari Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Pidie.
Sementara itu jembatan Kuala Panteue putus total, mengakibatkan
hubungan transportasi darat dari Beureunuen - Tangse tidak berfungsi
lagi. Saat ini tiga alat berat sudah tiba dilokasi. Ketersediaan
logistik dan peralatan sudah mencukupi untuk melakukan penanganan secara
darurat. tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar