Senin, 30 April 2012


Walhi: "Moratorium Logging" Perlu Dipertahankan

Banda Aceh, 16/4 (ANTARA) - Wahana lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai, kebijakan "moratorium logging" yang telah dijalankan selama ini di Aceh perlu dipertahankan sebagai upaya mengurangi berbagai bencana lingkungan di provinsi itu.
"Kami berharap kedepan kebijakan 'moratorium logging' pertahankan, namun perlu gebrakan di lapangan secara nyata," kata Direktur Walhi Aceh Teuku Muhammad Zulfikar di Banda Aceh, Senin.
Dalam siaran persnya disebutkan bahwa dua hal penting yang menjadi pertimbangan dikeluarkan kebijakan "moratorium logging" adalah mengatasi dan mengurangi kerusakan hutan yang ada di Aceh.
Selanjutnya, mengurangi berbagai bencana lingkungan akibat degradasi dan deforestasi hutan di provinsi ujung paling barat Indonesia itu, katanya menambahkan.
Di samping itu, untuk mengevaluasi berbagai kebijakan pertambangan di Aceh, pemerintah diharapkan agar segera mengeluarkan kebijakan baru yakni "moratorium tambang".
"Jika berbagai kebijakan tersebut  bisa dilaksanakan dengan baik, maka diyakini cita-cita dan keinginan untuk menuju hutan lestari dan rakyat Aceh  sejahtera di masa depan bisa terwujud," kata Zulfikar.
Terkait dengan banjir bandang yang melanda tiga desa di Aceh Tenggara akhir pekan lalu, Walhi menilai sebuah bukti nyata bahwa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah belum memihak pada usaha pelestarian lingkungan dan menjauhkan Aceh dari bencana ekologis.
Pemerintah Indonesia, Aceh dan kabupaten/kota sangat rajin membuat berbagai program dan kebijakan, namun tidak mampu mengontrol dan mengawasinya di lapangan.
"Banjir di Aceh Tenggara itu jauh-jauh hari sudah diingatkan bahwa wilayah bencana tersebut merupakan daerah  hutan lindung Serbolangit yang masuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL)," kata dia.
Di kawasan tersebut terjadi alih fungsi lahan akibat kebijakan pemerintah yang memberi peluang kepada masyarakat untuk membuka lahan bagi perkebunan lima batang kakao. Wilayah itu awalnya hutan kemiri dengan  kemiringan 25-45 derajat dan tidak cocok dialihfungsikan ke tanaman kakao.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar