Senin, 30 April 2012


Zaini-Muzakkir Harus Pertahankan Moratorium Logging
Firman Hidayat | The Globe Journal
Minggu, 15 April 2012 12:04 WIB
Link:http://theglobejournal.com/lingkungan/zaini-muzakkir-harus-pertahankan-moratorium-logging/index.php
Banda Aceh – Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan (WALHI) Aceh, TM. Zulfikar mengatakan Pemerintah Aceh terpilih saat ini pasangan Zaini-Muzakkir harus mempertahankan kebijakan moratorium logging sebagaimana yang sudah pernah dicanangkan oleh pemerintah sebelumnya.
Zulfikar mengatakan jika Zaini-Muzakkir dilantik menjadi Gubernur Aceh periode 2012-2017 maka tokoh mantan kombatan Aceh ini harus benar-benar serius dan konsisten mengevaluasi berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Aceh terdahulu.
WALHI Aceh menilai selama ini pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan, namun tidak mampu diimplementasikan secara baik di lapangan. Untuk itu diharapkan kedepan agar kebijakan Moratorium Logging terus dipertahankan, namun perlu ada gebrakan di lapangan secara nyata.
“Dua hal penting yang menjadi pertimbangan dikeluarkan kebijakan Moratorium Logging adalah bagaimana mengatasi dan mengurangi kerusakan hutan yang ada di Aceh dan selanjutnya bagaimana mengurangi berbagai bencana lingkungan akibat degradasi dan deforestasi hutan di Aceh,” kata Zulfikar.
Banjir bandang yang melanda sedikitnya di tiga desa di Aceh Tenggara beberapa hari lalu merupakan sebuah bukti nyata bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sama sekali belum memihak pada usaha pelestarian lingkungan dan menjauhkan Aceh dari bencana ekologis.
Perlu diketahui bahwa wilayah bencana tersebut merupakan kawasan kawasan hutan lindung Serbolangit yang masuk dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang dilindungi. Jelas sekali di kawasan ini telah terjadi alih fungsi lahan yang sangat tinggi akibat kebijakan pemerintah yang salah urus, dan justru membuka peluang kepada masyarakat untuk membuka lahan perkebunan sebanyak 5 juta batang kakao.
Wilayah ini awalnya adalah adalah hutan kemiri yang kemiringannya sebesar 25 sampai 45 derajat, sehingga sangat tidak cocok dikonversi atau dialihfungsikan dengan tanaman kakao. Dalam siaran tertulis yang diterima The Globe Journal, Minggu (15/4) disebutkan bahwa WALHI pada tahun 2006 bersama lembaga anggotanya Yayasan RMTM Aceh Tenggara telah melakukan riset terhadap kondisi titik rawan bencana.
Hasilnya telah diserahkan kepada Pemda Aceh Tenggara, namun berbagai hasil dan rekomendasi yang diberikan oleh WALHI tidak diindahkan. Hasil riset tersebut mengungkapkan bahwa ditemukan sebanyak 19 titik wilayah rawan longsor dan banjir di kawasan tersebut dan hingga saat ini sebanyak 13 titik sudah terjadi berbagai bencana banjir dan dan longsor.
WALHI Aceh berharap kepada pemerintah khususnya di Aceh Tenggara dan masyarakat sekitar agar terus mewaspadai titik longsor dan bencana tersebut. Beberapa titik bencana yang perlu diwaspadai diantaranya adala Desa Lawe sigala gala, Desa Lawe dua, Desa Lawe mantik, Kecamatan Babul Makmur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar